PEMBELAJARAN
BERBASIS TIK
Oleh Ria
Karyanti Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan UNILA
(1123011030)
Dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 memuat cita-cita pendidikan bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dengan demikian, harkat dan martabat seluruh warga negara
akan dapat terwujud. Sekolah dan system sekolah sebagai suatu lembaga sosial
dan pendidikan dipilih dan ditempatkan di antara system kelembagaan yang telah
ada. Fungsi utama sekolah pada awalnya
adalah pengajaran, setidak-tidaknya dalam terminology, namun dalam
perkembangannya sekolah berfungsi majemuk dengan pendidikan sebagai intinya.
Persoalan jumlah dan siapa yang perlu memperoleh pendidikan kiranya cukup
jelas, yaitu semua rakyat pembentuk bangsa kita, sedangkan yang perlu
dipikirkan dan di usahakan adalah kualifikasi, mutu, kecerdasannya, dan jalan
serta cara mencapainya merupakan implikasi pesan utama cita-cita yang
diletakkan oleh bapak-bapak pendiri Republik Indonesia dan pengisian pesan
tersebut perlu dicari, dikaji, dan terus dikembangkan.
Metode
pembelajaran pada saat ini mulai banyak dikembangkan adalah metode pembelajaran
berbasis TIK (teknologi Informasi dan Komunikasi). Hal ini terjadi karena
sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta tuntutan
dalam dunia pendidikan agar pembelajaran semakin maju, lebih efisien dan
efektif sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi di sekolah adalah salah satu
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Berbicara tentang TIK, erat kaitannya dengan
pemanfaatan teknologi untuk mengoptimalkan tujuan pembelajaran. Adalah hal yang
menarik dan lebih bermanfaat daripada hanya sekedar belajar mendengarkan
penjelasan dari guru (teacher center) bila konsep pembelajaran dengan TIK
diaplikasikan sesuai dengan fungsionalitasnya. Metode pengajaran satu arah,
akan membuat siswa bosan. Guru menerangkan, siswa hanya mendengarkan. Kalau
gurunya cukup komunikatif dalam menerangkan, kadang akan membuat siswa semakin
termotivasi. Tapi bila siswa
monoton dalam menyampaikan materi, sangat memungkinkan kondisi masuk telinga
kiri keluar telinga kanan.
Harapan dari sebuah pembelajaran adalah aktivitas
yang membuat seorang siswa memiliki pengetahuan atau bahkan membangun sendiri
pengetahuannya melalui sumber-sumber ilmu yang sangat beraneka ragam. Beberapa
media TIK seperti PC, Internet, Radio, Telepon, Televisi, Printer, LCD
Proyektor, Intranet pun sudah banyak kita temukan. Akan tetapi, sudah
optimalkah media itu dipakai dalam proses pembelajaran? Mungkin bila dilihat
sekilas, media tersebut lebih banyak menawarkan hiburan daripada edukasi.
Akan tetapi, dengan berbagai sarana yang ada sangat
memungkinkan masa depan TIK di Indonesia akan semakin baik. Dengan banyaknya
ahli IT yang concern di dunia pendidikan, dan teknologi yang berkembang dengan
cepat tentunya. Apalagi, bila ditunjang dengan kebijakan pemerintah dan
berbagai komponen dalam kegiatan pembelajaran yang saling mendukung. Mungkin sekarang
masih jauh dari kondisi ideal itu. TIK sebagai solusi pembelajaran
pada intinya adalah bagaimana menyajikan materi pembelajaran secara menarik
sehingga siswa senang untuk belajar dan bagaimana proses belajar itu tidak
dibatasi oleh dimensi ruang maupun waktu. Dimana saja, kapan saja seseorang
bisa membangun sendiri pengetahuannya. Berbagai sarana juga bisa disediakan
oleh TIK untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembelajaran seseorang.
Penyajian materi yang baik bisa menstimulus
pembelajar untuk berpikir kritis dan kreatif, mengembangkan pengetahuannya dan
mengaplikasikan pengetahuannya secara konkret. Karena dengan pemahaman yang
menyeluruh tentang suatu konsep pengetahuan, tidak hanya akan membuat
daya ingat semakin kuat tetapi kemampuan siswa untuk problem solving juga akan
semakin terasah.
Dunia pendidikan termasuk yang paling diuntungkan dari
kemajuan Teknologi Informasi (TI) karena memperoleh manfaat yang luar biasa.
Mulai dari eksplorasi materi-materi pembelajaran berkualitas seperti literatur,
jurnal, dan buku, membangun forum-forum diskusi ilmiah, sampai
konsultasi/diskusi dengan para pakar di dunia, semua itu dapat dengan mudah
dilakukan dan tanpa mengalami sekat-sekat karena setiap individu dapat
melakukannya sendiri. Dampak yang sedemikian luas tersebut telah memberikan
warna atau wajah baru dalam sistem pendidikan dunia, yang dikenal dengan
berbagai istilah e-learning, distance learning, online
learning, web based learning, computer-based learning, dan virtual
class room, di mana semua terminologi tersebut mengacu pada pengertian yang
sama yakni pendidikan berbasis teknologi informasi.
Pengertian Media Pembelajaran Berbasis ICT ( Internet and Communication
Technology)
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi
tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran.
Brown (1973)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada
mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk
mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad
Ke–21 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio,
sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Sedangkan media Pembelajaran
berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Dalam sistem ini interaksi antara pengajar (guru) dan
peserta (murid) ajar tidak harus saling bertatap muka (bertemu) secara fisik
seperti halnya dalam sistem pendidikan konvensional, mereka bertemu dalam ruang
teknologi informasi (internet) dengan memanfaatkan suatu media
yang disebut komputer.
Beberapa media yang
dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis ICT, adalah:
a. Internet
Internet
adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis TI, karena perkembangan
internet kemudian muncul model-model e-learning, distance learning, web base
learning, dan istilah pendidikan berbasis TI lainnya. Internet merupakan
jaringan komputer global yang mempermudah, mempercepat akses dan distribusi
informasi dan pengetahuan (materi pembelajaran) sehingga materi dalam proses
belajar mengajar selalu dapat diperbaharui. Sudah seharusnya dalam penerapan
pendidikan berbasis TI tersedia akses internet.
b. Intranet
Apabila penyediaan infrastruktur internet mengalami suatu hambatan, maka
intranet dapat dijadikan alternatif sebagai media pendidikan berbasis TI.
Karakteristik intranet hampir sama dengan internet, hanya saja untuk area lokal
(dalam suatu kelas, sekolah, gedung, atau antar gedung). Model-model
pembelajaran sinkron dan tidak sinkron dapat dengan mudah dan lebih murah
dijalankan pada intranet. Pada
kondisi-kondisi tertentu intranet justru dapat menjadi pilihan tepat dalam
menerapkan pendidikan berbasis TI.
c. Mobile Phone
Pembelajaran berbasis TI juga
dapat dilakukan dengan menggunakan media telpon seluler, hal ini dapat
dilakukan karena kemajuan teknologi telpon seluler yang pesat. Seseorang bisa mengakses materi pembelajaran, mengikuti pembelajaran melalui
telpon seluler. Begitu canggihnya perkembangan teknologi ini sampai memunculkan
istilah baru dalam pembelajaran berbasis TI yang disebut M-learning (mobile
learning).
d. CD-ROM/Flash Disk
Media CD-ROM atau flash disk
dapat menjadi pilihan apabila koneksi jaringan internet/intranet tidak
tersedia. Materi pembelajaran disimpan dalam media tersebut, kemudian dibuka
pada suatu komputer. Pemanfaatan media CD-ROM/flash disk merupakan bentuk
pembelajaran berbasis TI yang paling sederhana dan paling murah.
Fungsi dan
Manfaat Media Pembelajaran Berbsis ICT
Internet and
Communication Technology (ICT) memilliki tiga fungsi utama yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu
(1) teknologi
berfungsi sebagai alat (tools), untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata,
( 2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu
pengetahuan(science),
(3) Teknologi berfungsi sebagai bahan dan
alat bantu untuk pembelajaran(literacy).
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai
bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untukmenguasai sebuah
kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini posisi teknologi tidakubahnya
sebagai guru yang berfungsi sebagai: fasilitator, motivator,transmitter, dan
evaluator. Sebagai bagian dari pembelajaran, teknologi/ICT memiliki tiga
kedudukan, yaitu sebagaisuplemen, komplemen, dan substitusi (Riyana, 2008).
Moldstad (dalam Harsya W Bachtiar, 1984) menyatakan
bahwa media pembelajaran berbasis ICT dalam proses pembelajaran akan dapat
menimbulkan kondisi-kondisi positif, seperti :
- Belajar
lebih banyak terjadi jika media diintegrasikan dengan program
instruksional yang tradisional.
- Jumlah
belajar yang setara sering dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat
dengan menggunakan teknologi instruksional.
- Program
instruksional dengan menggunakan berbagai media yang didasarkan pada suatu
pendekatan sistem, seringkali memudahkan siswa dalam belajar secara lebih
efektif.
- Program-program
multimedia dan atau tutorial audio untuk pembelajaran biasanya lebih
disukai siswa bila dibandingkan dengan pengajaran tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar